Monday 7 November 2016

Daily Reflection 7 November 2016

7th November 2016 Monday 32nd Week of Ordinary Time

Reflection
Luke 17:1-6
“A bag of potatoes”
“A teacher once told each of her students to bring a clear plastic bag and a sack of potatoes to school. For every person they refuse to forgive in their life’s experience, they chose a potato, wrote on it the name and date, and put it in the plastic bag. Some of their bags were quite heavy. They were then told to carry this bag with them everywhere for one week, putting it beside their bed at night, on the car seat when driving, next to their desk at work. The hassle of lugging this around with them made it clear what a weight they were carrying spiritually, and how they had to pay attention to it all the time to not forget and keep leaving it in embarrassing places. Naturally, the condition of the potatoes deteriorated to a nasty smelly slime. This was a great metaphor for the price we pay for keeping our pain and heavy negativity! Too often we think of forgiveness as a gift to the other person, and it clearly is for ourselves!” (Anonymous)

Real forgiveness starts from God’s love. It comes from an ever deepening friendship with God. In communion with God, we draw strength and courage to forgive.

What strikes me in this passage that challenges me to love differently?
🔹 🔹 🔹 🔹 🔹 🔹 🔹 🔹

7-11-16 常年期32周星期一

路17.1-6
“引人跌倒的人是有祸的”(1节)
磨石套颈投海,好过引“小子”跌倒(2节);这是非常强烈的警告。“小子”指新加入教会的成员,或信仰还不坚定的门徒。他们容易因恶表而离去。

我有没有引人跌倒?
🔹 🔹 🔹 🔹 🔹 🔹 🔹 🔹

7hb November 2016 Hari Isnin Minggu Biasa Ke 32

Luke 17:1-6
"Satu beg kentang "
“Seorang guru pernah mengatakan kepada pelajar-pelajarnya untuk membawa plastik kosong dan satu beg kentang ke sekolah. Sekiranya terdapat seseorang yang sukar mereka ampuni, mereka akan memilih sebiji kentang, menulis nama dan tarikh serta meletakkannya dalam beg plastik. Beberapa beg mereka kelihatan berat. Mereka kemudian diarahkan untuk membawa beg tersebut ke mana sahaja mereka pergi, meletakkannya ditepi katil pada waktu malam, membawanya dalam kereta ketika mereka memandu dan meletakkannya di atas meja ketika mereka bekerja. Dengan pengalaman membawa beg tersebut menyedarkan mereka tentang beban yang mereka bawa dan bagaimana mereka harus memberikan perhatian setiap masa untuk tidak melupakannya. Biasanya keadaan kentang tersebut akan menjadi buruk dan berbau busuk. Ini merupakan metafora terbaik yang dapat menggambarkan balasan yang kita harus terima kerana menyimpan beban yang berat! Seringkali kita beranggapan pengampunan sebagai hadiah untuk orang lain, namun jelasnya ia adalah untuk diri kita sendiri!” (Anonymous) Pengampunan sebenar datangnya dari Cintakasih Allah. Ia datang dari persahabatan dengan Allah. Kesatuan dengan Allah memberikan kita kekuatan dan keberanian untuk mengampuni.

Melalui petikan ini, apakah yang menyentuh hati dan mencabar saya untuk mengasihi dengan cara yang berbeza?
🔹 🔹 🔹 🔹 🔹 🔹 🔹 🔹

7-11-16
Hari Satu Minggu Biasa Ka-32

Renungan
Luke 17:1-6
"Seguni Ubi Kentang"
Siko cigu sekula minta genap iko anak murid ia mai siti plastik sereta seguni ubi kentang. Ka genap maya sida enggau ngampun   sida deka ngambi sigi ubi kentang sereta nulis nama enggau haribulan alu nyimpan ubi nya dalam beg plastik. Sekeda ari sida mai ma ti berat. Sida di asuh mai kantong nya kini-kini aja sida ia sepengelama seminggu. Pengawa tu mandangka sida iya pemerat utai disan sida dalam pengidup. Tu jako sempama ti mandang ka kitai reti pemerinsa sereta pikir ti enda menyana enti kitai enda ngelepaska utai disan kitai.

Pengampun bepun ari pengerindu Allah Taala laban kitai bisi kaul rapat enggau Iya. Ketegal begulai enggau Allah Taala, kitai nerima pengering sereta pemerani deka ngampun.

Nama pesan ti ngubah ati aku ngambi lebih rindu?

🔹 🔹 🔹 🔹 🔹 🔹 🔹 🔹
Acknowledgment: Reflections are based on “Prayer for Living: The Word of God for Daily Prayer Year C” by Sr. Sandra Seow FMVD.